Kepala Penerangan Kodam VII/Wirabuana, Letnan Kolonel Yance Wolley, mengatakan seluruh pimpinan di setiap satuan dalam lingkup TNI sudah diinstruksikan untuk melakukan tindakan preventif guna mencegah meluasnya bentrok TNI-Polri. "Setiap anggota agar tidak terprovokasi," katanya. Koordinasi dan kerja sama dengan kepolisian pun terus ditingkatkan setelah kejadian pembakaran Markas Polres OKU, Sumatera Selatan.
Sebelumnya Markas Kepolisian Resor Ogan Komering Ulu diserang dua batalion TNI AD.Mereka membakar kantor serta memukuli sejumlah anggota kepolisian. Penyerangan dipicu oleh peristiwa penembakan anggota TNI, Prajurit Satu Heru Oktavianus, oleh anggota Polres OKU, Brigadir Wijaya, dua bulan lalu. Meski dua bulan berlalu, tetapi proses hukum terhadap Brigadir Wijaya tak jelas ujungnya. Hal tersebut membuat rekan-rekan Heru marah dan berujung pada penyerbuan markas kepolisian setempat. Sejumlah pihak khawatir konflik tersebut merembet ke daerah lain.
Yance mengatakan pihaknya juga sudah memperingatkan setiap pimpinan untuk terus mengontrol prajuritnya, terutama pada malam hari dan hari libur. "Waspadai malam dan hari libur yang memberi peluang anggota berkumpul dan terprovokasi melakukan tindakan anarkistis," kata dia. Di lain pihak, hubungan Kodam VII/Wirabuana dengan jajaran Polri di Sulawesi berlangsung harmonis.
Hal senada diungkapkan Kepala Bidang Humas Polda Sulselbar, Komisaris Besar Endi Sutendi. "Semua polres dan polsek yang berada di wilayah hukum Sulselbar sudah diminta untuk tidak terpancing dan memicu bentrok. Kita semua mau kondisi aman dan damai," ucapnya.
SUMBER
Tidak ada komentar:
Posting Komentar