Di balik konflik bersenjata antara aparat keamanan Malaysia dengan sipil bersenjata Kesultanan Sulu di Kampung Tanduo, Lahad Datu, Sabah, Malaysia, ada mitos yang berkembang di kalangan masyarakat setempat.
Muhammad, seorang warga Sabah mengatakan, sipil asal Filipina Selatan sulit ditumpas, karena mereka punya kekuatan mistik untuk menghilang, guna menghindari gempuran aparat yang menggunakan persenjataan berat.
"Mereka bisa menghilang. Macam waktu penyerangan itu hari, di sana ada ratusan orang. Tapi waktu dibom, yang mati cuma sembilan orang," ujarnya, Kamis (7/3/2013).
Kepala Perwakilan RI-Tawau Konsul Tawau Muhammad Soleh menuturkan, Lahad Datu memang sudah lama menjadi tempat kedatangan warga etnis Sulu dari Filipina.
"Kemudian ada segerombolan orang yang datang. Di media disebutkan 180 orang, yang menamakan diri tentara Kesultanan Sulu. 30 di antaranya menggunakan pakaian seperti militer dan membawa senjata," ujarnya saat konferensi pers di Kantor Konsulat Republik Indonesia, Bangunan Liew Yun Fah, Batu 2,5 Sin Onn, Tawau, Sabah, Malaysia, Kamis (7/3/2013).
Melihat ada puluhan sipil bersenjata, lanjutnya, warga lalu melaporkan ke polisi setempat. Polisi lalu melakukan negosiasi.
"Lahad Datu memang tempat beristirahat dan tempat bertandangnya orang Sulu," jelas Soleh. (*)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar